Jumat, 18 November 2011

Masalah Hati - Pandangan Islam

Masalah Hati dalam Pandangan Islam memiliki posisi yang sangat penting untuk dijadikan bahan kajian. Hati adalah modal utama untuk mendekatkan diri kepada Allah, pada saat yang bersamaan hati juga merupakan ancaman bagi manusia untuk jauh dari Allah.  

Hati bisa menjadikan manusia lebih mulia dari pada malaikat, dan bisa menjadikan manusia lebih hina dibandingkan dengan hewan. Dua buah potensi yang sangat besar itu seolah berjalan bersama, mengiringi perjalanan hidup dan mengintervensi hampir setap tindakan manusia.

Manusia bisa menundukkannya dan menjadikannya hati yang tenang serta taat kepada Allah SWT, namun bisa juga manusia yang justru ditundukkan oleh nafsu. Nafsu adalah komponen tidak terlihat hati, yang pasti dimiliki oleh manusia.

Hanya saja (Seperti halnya hati) nafsu ini memiliki tingkatan-tingkatan. Tingkatan-tingkatan nafsu sangat ditrentukan oleh control aktiv akal sehat manusia. Semakin manusia bisa menggunakan akal sehat dan kesadarannya maka semakin besar kemungkinan manusia untuk mampu mengkontrol nafsunya.

Saat ini, ketika dunia didominasi oleh pasar dan ditopang oleh system komunikasi bebas, permasalahan menjaga hati dan nafsu seolah memudar dari perhatian masyarakat. Ada propaganda tersirat dari life style yang ditunjukkan oleh media dan itu sangat berbahaya. 

Kasus Artis yang hamil di luar nikah kemudian dengan santainya mengatakan Alhamdulillah ini anugrah dari Tuhan, ada artis yang mengumbar kemesrahan di depan umum dan mengatakan Ini kan wajar, yang penting kami tidak terpaksa. 

Bahkan yang lebih parah ada artis yang melakukan adegan mesum, ditonton oleh berbagai kalangan masyarakat justru dibela dan dikatakan Dirinya adalah korban, yang salah adalah yang mengunggah Vidio itu… 

 Belum lagi kasus korupsi para pejabat yang seakan tidak pernah ada habisnya diberitakan media masa. Mungkinkah ini yang dimaksud oleh Nabi dalam suatu hadisNya usai perang badar; “Setelah ini masih ada perang lagi, perang yang lebih besar… Yaitu perang melawan hawa nafsu”.

Bersambung.............

1 komentar:

Label